Skip to content
Kondisi kronis dan kesehatan mental
Naluri3 min read

Bagaimana Kondisi Kronis Mempengaruhi Kesehatan Mental

Jika kamu telah didiagnosis dengan kondisi kronis, kamu akan tahu bahwa ini adalah sebuah peristiwa yang akan membuat kebanyakan orang merasa sedih dan terkejut pada awalnya. Beberapa orang bahkan mungkin menolak diagnosis dan enggan mengakuinya. Diagnosis ini memengaruhi setiap aspek kehidupan seseorang, dari kehidupan keluarga dan sosial hingga pekerjaan, keuangan, dan kesehatan mental. Oleh karena itu, lebih banyak perhatian diberikan pada dimensi emosional dari kondisi kronis dan pengelolaan gejala fisik dan psikologis.

Bagaimana kondisi kronis mempengaruhi kesehatan mental?

Kondisi kronis adalah penyakit non-komunikabel yang berlangsung lama dan biasanya tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, beberapa gejala kondisi dapat dikendalikan atau dikelola melalui penyesuaian gaya hidup seperti diet, olahraga, dan obat-obatan tertentu. Contoh kondisi kronis termasuk diabetes, penyakit jantung, nyeri kronis, dan arthritis. Di Malaysia sendiri, 1,7 juta orang memiliki tiga faktor risiko utama untuk diabetes dan penyakit kardiovaskular. Faktor-faktor ini termasuk kadar gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

Diagnosis kondisi kronis, stres dalam membuat penyesuaian gaya hidup, dan perasaan tidak dimengerti oleh orang yang dicintai yang tidak memiliki keterbatasan yang sama, dapat menyebabkan stres psikologis. Ketika ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, biasanya selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun, stres psikologis ini dapat berkembang menjadi gangguan suasana hati yang parah, termasuk kecemasan dan depresi.

 

Sulitnya mendeteksi penyakit kesehatan mental

Beberapa kondisi kronis memainkan peran yang lebih langsung dalam menyebabkan gangguan kesehatan mental karena perubahan pada otak. Contohnya adalah stroke, yang menjadi faktor risiko untuk beberapa gangguan kesehatan mental. Kejadian stroke menyebabkan perubahan neurologis pada area otak yang terlibat dalam emosi atau suasana hati.

Dalam kasus lain, metode pengobatan dapat memicu dampak negatif pada kesehatan mental. Misalnya, kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati kondisi kronis seperti penyakit paru obstruktif kronis dan rematoid artritis dapat memicu depresi, sehingga gejala depresi tetap berlanjut meskipun kesehatan fisik membaik.

Dalam rangka menangani kondisi kronis, pasien dan anggota keluarga mereka sering mengabaikan gejala depresi. Meskipun perasaan depresi sesekali diharapkan dari seseorang yang menghadapi kondisi kronis, penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan antara merasakan tantangan psikologis dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan dengan kondisi kronis dan mengalami gejala depresi klinis.

Oleh karena itu, mungkin sulit untuk mendiagnosis depresi pada pasien yang sedang sakit. Gejala fisik seperti gangguan tidur, penurunan nafsu makan, dan kurangnya energi mungkin sudah ada karena kondisi kronis. Memeriksa faktor risiko lain pasien untuk depresi, seperti keadaan sosial yang buruk, termasuk pengangguran atau tekanan keuangan, dan kurangnya dukungan emosional, dapat membantu mengklarifikasi diagnosis.

 

Mendapatkan dukungan yang tepat untuk mengelola kesehatan mental dan kondisi kesehatan kronis

Studi menunjukkan bahwa orang dengan depresi dan kondisi medis lain secara bersamaan cenderung memiliki gejala yang lebih parah dari kedua kondisi tersebut dan mungkin lebih sulit beradaptasi dengan penyakit mereka. Oleh karena itu, jika kamu mengembangkan gangguan kesehatan mental saat sedang sakit kronis, baik kondisi mental maupun kronis harus diobati secara bersamaan.

Pasien yang didiagnosis dengan kondisi kesehatan kronis juga harus menjalani skrining intervensi dini untuk masalah kesehatan mental. Praktisi kesehatan dapat bekerja dengan kamu untuk merencanakan pengobatanmu dan mengkoordinasikan perawatan jika terdeteksi risiko yang meningkat. Masalah medis yang mungkin dihadapi oleh pasien perlu dikomunikasikan dengan jelas agar mereka dapat membuat keputusan yang terinformasi tentang jalur pengobatan mereka. Pasien juga harus belajar teknik pengurangan dan pengelolaan stres untuk mengelola kesehatan mental mereka.

Jadwalkan pertemuan dengan dokter atau terapis untuk membahas kecemasan atau ketakutan pasien terkait penyakit mereka. Hal ini dapat membantu mereka menerima kondisi kronis mereka dan mendapatkan saran tentang menyesuaikan diri dengan perubahan yang akan terjadi dalam hidup mereka.

Bergabung dengan kelompok dukungan dengan orang-orang yang memiliki kondisi serupa juga dapat membantu karena lingkaran sosial ini memberikan solidaritas, pemahaman saling tentang apa yang mereka alami, dan saran tentang cara terbaik untuk melanjutkan berdasarkan pengalaman mereka.

Jika kamu didiagnosis dengan kondisi kronis dan ingin mendapatkan dukungan tambahan untuk mengatasinya, jadwalkan konsultasi dengan Pelatih Kesehatan Mental Naluri hari ini.

 

Artikel berikut ditulis oleh Pelatih Kesehatan Mental Naluri. Naluri mendukung kamu untuk memiliki kebiasaan hidup sehat, mencapai tujuan kesehatan yang bermakna, dan menjadi lebih sehat dan bahagia melalui pelatihan yang personal, program terstruktur, pembelajaran mandiri, dan alat-alat kesehatan. Download aplikasi Naluri hari ini atau kirim email ke hello@naluri.life untuk informasi lebih lanjut dalam memanfaatkan pelatihan kesehatan digital dan terapi untuk menjadi versi dirimu yang lebih sehat dan bahagia.

You may also like