Skip to content
Naluri4 min read

Perbedaan Antara Serangan Panik dan Serangan Anxiety

Ketika mendengar orang membicarakan “serangan panik” dan “serangan anxiety” dalam perbincangan sehari-hari bukanlah hal yang aneh. Kedua hal ini memiliki gejala yang sama, seperti detak jantung yang cepat, nafas pendek, dan perasaan tertekan. Mengetahui perbedaan antara keduanya akan mempermudah kita untuk mengenali kondisi dan mencari bantuan yang tepat.

Apa itu serangan panik?

Serangan panik adalah ketakutan intens yang muncul tiba-tiba dan bisa memicu reaksi psikologis dan fisiologis yang parah. Kondisi ini bisa muncul kapan pun, termasuk saat tidur, meskipun tidak ada hal yang membahayakan atau penyebab yang jelas.

 

Seperti apa rasanya serangan panik?

Singkatnya: penderita merasakan kondisi yang nyata - seolah-olah teror itu benar-benar ada dan kematian sangat mungkin terjadi.

Merespons kondisi ini, otak memerintahkan sistem saraf otonom simpatik untuk mengaktifkan respons 'flight-or-fight' (melawan atau menghindar). Tubuh dipenuhi dengan berbagai bahan kimia, termasuk adrenalin, yang memicu perubahan fisiologis. Misalnya, detak jantung dan pernapasan meningkat dan darah dialihkan ke otot untuk bersiap menghadapi “pertempuran fisik atau melarikan diri”.

Orang yang mengalami serangan panik biasanya juga berkeringat, sesak napas, gemetar dan terguncang, pusing dan sakit kepala, atau mual dan mengeluarkan air mata.

Sekitar 35% orang pernah mengalami serangan panik. Seseorang yang merasakan serangan panik berulang dapat didiagnosis mengalami gangguan kepanikan, yang merupakan salah satu jenis gangguan anxiety. Mereka umumnya mengalami serangan panik yang berulang dan tidak terduga, serta ketakutan terus-menerus akan serangan yang berulang

 

Apa penyebab serangan panik?

Penyebab serangan panik tidak diketahui dengan jelas, tetapi para peneliti telah mengidentifikasi beberapa kondisi yang memicu respons flight or fight, di antaranya:

  • Stres kronis – kondisi ini menyebabkan tubuh memproduksi hormon stres lebih tinggi (misalnya adrenalin) daripada biasanya dan melepaskannya dalam waktu yang lama.
  • Stres akut (seperti mengalami peristiwa traumatis) – kondisi ini bisa menyebabkan tubuh dipenuhi hormon stres secara tiba-tiba dalam jumlah besar.
  • Hiperventilasi kebiasaan – napas yang cepat memaksa reaksi fisiologis dan peningkatan denyut jantung. Hal ini juga dapat mengganggu keseimbangan gas dalam darah karena dipenuhi dengan oksigen.
  • Aktivitas fisik yang intens – seperti halnya hiperventilasi, bagi sebagian orang, kondisi ini dapat menyebabkan reaksi ekstrem.
  • Asupan kafein yang berlebihan – kafein dalam kopi, teh, dan minuman lainnya adalah stimulan yang kuat.
  • Penyakit – kondisi tertentu dapat menyebabkan perubahan fisik.
    Perubahan lingkungan yang tiba-tiba – seperti berjalan ke lingkungan yang penuh sesak, panas, atau pengap.
  • Faktor pemicu seperti fobia.
    Riwayat keluarga dengan gangguan panik atau anxiety.
  • Alkohol dan penyalahgunaan obat.
  • Alergi – reaksi negatif terhadap obat-obatan tertentu.

Penting untuk menemui dokter kamu agar mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan bahwa gejala panik fisik yang berulang bukan disebabkan oleh penyakit-penyakit di bawah ini:

  • Diabetes
  • Asma
  • Keluhan telinga bagian dalam
  • Hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif)
  • Gangguan jantung
  • Hipertiroidisme post-partum (setelah melahirkan)

 

 

Apa Itu serangan anxiety?

Ketika stres, kekhawatiran, dan anxiety mencapai puncaknya, serangan anxiety akan terjadi. Sebetulnya itu bukan ”serangan”, tetapi lebih merupakan hasil dari anxiety dan agitasi yang terus-menerus, baik karena peristiwa besar, seperti penyakit atau kematian, atau karena hal-hal yang sepele dan masalah sehari-hari.

Serangan anxiety adalah manifestasi anxiety yang mencapai puncaknya. Hal ini adalah bentuk kekhawatiran, ketakutan, dan kengerian yang intens, seperti serangan panik, dan dapat menyebabkan gejala fisik.

Tidak seperti serangan panik, kondisi ini lebih dapat diprediksi, karena ada periode “membangun”. Namun, penting untuk dicatat bahwa “serangan anxiety” adalah istilah sehari-hari tanpa definisi yang pasti, karena tidak ada diagnosis yang resmi untuk hal itu.

 

Seperti apa rasanya serangan anxiety?

Untuk lebih jelasnya, anxiety ada tingkatannya. Banyak orang mengalami anxiety ringan setiap hari dan mereka bisa mengatasinya dengan baik. Tetapi ketika anxiety meningkat, kejadian-kejadian ini terasa lebih intens dan sulit diatasi.

Seperti serangan panik, serangan anxiety bisa berlangsung sangat singkat. Namun, berbeda dengan serangan panik, serangan ini bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu sebelum memicu serangan. Gejalanya lebih intens dari sekadar perasaan cemas, tetapi lebih ringan daripada serangan panik. Beberapa tkamu yang mungkin terjadi adalah:

  • Merasa sangat gelisah atau tegang
  • Mengalami kesulitan fokus atau pikiran sering terasa kosong
  • Mengalami kesulitan mengendalikan kekhawatiran
  • Otot menjadi tegang
  • Mengalami gangguan tidur (kesulitan tidur, gelisah, atau tidur tidak nyenyak)
  • Tubuh mudah lelah

Penting untuk dicatat bahwa serangan anxiety kadang-kadang dapat terjadi sebelum serangan panik. Contohnya, beberapa orang yang sebelumnya mengalami serangan panik di pesawat mungkin mengalami serangan anxiety saat hendak ke bkamura.

 

Apa yang harus dilakukan saat menderita serangan panik atau anxiety?

kamu dapat mengatasi anxiety atau serangan panik dengan berbagai cara, misalnya dengan menenangkan diri atau melakukan berbagai aktivitas holistik, seperti mengubah gaya hidup. Perlu diketahui, pakar kesehatan mental mungkin akan mengajari kamu metode penanganan yang berbeda.

Memahami anxiety atau serangan panik dan menerapkan beberapa teknik berikut dapat membantu kamu mengatasinya:

  • Menyadari ketika kamu mengalami serangan dan mengatakan pada diri sendiri bahwa kondisi itu akan segera berlalu.
  • Melakukan latihan pernapasan dalam, misalnya dengan teknik 4-7-8.
  • Melakukan pemindaian tubuh singkat, identifikasi area tubuh kamu yang tegang, lalu goyangkan area itu untuk meredakannya.
  • Melakukan terapi mindfulness atau meditasi jangka panjang untuk mengatur ulang atau meredakan ketegangan sistem saraf sehingga anxiety tidak menumpuk.
  • Mempraktikkan visualisasi kreatif, misalnya dengan membayangkan diri kamu berada di lokasi yang tenang dan menyenangkan, seperti pantai atau gunung, sebelum kembali ke aktivitas rutin kamu.

Jika serangan panik atau anxiety mengganggu aktivitas sehari-hari, kamu harus mencari bantuan dari ahlinya. Tanyakan ke praktisi medis kamu terlebih dahulu untuk menyingkirkan masalah medis yang mendasarinya.Kemudian, akan lebih bijaksana jika kamu berkonsultasi dengan terapis atau ahli kesehatan mental yang dapat membantu kamu mengatasi masalah, sekaligus mengajari kamu strategi mengurangi dampak dari serangan ini.

Artikel ini ditulis oleh Pelatih Kesehatan Mental Naluri. Naluri mendukung kamu untuk membangun kebiasaan gaya hidup sehat, mencapai hasil kesehatan yang nyata, dan menjadi lebih sehat dan bahagia melalui pelatihan personal, program terstruktur, pelajaran mandiri, dan alat dan perangkat kesehatan. Unduh Aplikasi Naluri hari ini atau hubungi hello@naluri.life untuk informasi lebih lanjut tentang menggunakan pelatihan kesehatan digital dan terapi untuk menjadi lebih bahagia dan sehat.

You may also like