Topik kesehatan mental akhir-akhir ini memang sering diangkat – terutama saat pandemi Covid-19 sedang berlangsung. Selama topik tersebut dibahas, tidak asing melihat orang menggunakan kata “kesehatan mental” dengan “penyakit mental” secara bergantian, meskipun fakta membuktikan bahwa keduanya sangat berbeda dan tidak saling menggantikan.
WHO menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan keadaan sejahtera secara fisik, mental, serta sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Ini artinya kesehatan mental tidak sekadar bebas dari gangguan dan cacat mental, tetapi lebih dari itu. Serupa dengan kesehatan fisik, kesehatan mental sama pentingnya untuk kondisi kesehatan dan kesejahteraan secara utuh.
Ada berbagai hal yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita dan menyebabkan terjadinya tekanan, mulai dari faktor psikologis, fisik, bahkan biologis. Kesehatan mental kita juga dapat dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di kehidupan seperti putus hubungan yang tidak berjalan dengan baik, terlalu banyak bekerja karena tuntutan pekerjaan atau masalah keuangan.
Sementara itu, istilah penyakit mental digunakan untuk merujuk pada berbagai kondisi mental. Beberapa contoh termasuk gangguan kecemasan, depresi, gangguan penggunaan obat, skizofrenia, dan gangguan makan. Penyakit mental sendiri juga sering disebut sebagai gangguan kesehatan mental.
Penyakit mental harus didiagnosis oleh psikolog klinis atau psikiater. Berikut beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan berkembangnya penyakit mental yaitu:
Ada baiknya untuk melihat kesehatan mental dan penyakit mental sebagai dua entitas terpisah yang beroperasi secara independen. Seseorang dengan penyakit mental dan sedang menjalani pengobatan masih dapat memiliki kesehatan mental yang baik, sama halnya seperti seseorang dengan kesehatan mental buruk belum tentu memiliki penyakit mental.
Namun, penting untuk diingat jika kesehatan mental seseorang tidak dijaga dan dibiarkan terus menerus dalam tekanan (misalnya: stres yang berkepanjangan), hal tersebut dapat menyebabkan berkembangnya penyakit mental seperti gangguan kecemasan atau depresi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kesehatan mental dan penyakit mental adalah dua hal yang berbeda. Meskipun keduanya dapat dipengaruhi satu sama lain, bukan berarti mereka dapat ditukar.
Berbicara tentang kesehatan mental dan penyakit mental sangatlah penting, tetapi tidak dapat disangkal bahwa keduanya membutuhkan solusi dan pendekatan yang berbeda. Stigma sosial tentang kesehatan mental masih ada hingga saat ini seiring banyak yang tidak dapat membedakan kesehatan mental dengan penyakit mental.
Banyak orang takut membicarakan topik kesehatan mental bahkan mungkin lebih memilih untuk mengabaikannya. Mereka percaya bahwa memilih untuk menjaga kesehatan mental adalah hal yang memalukan dan mirip dengan mengakui bahwa mereka “tidak sehat” dan “perlu diperbaiki”. Apa yang tidak mereka sadari adalah bahwa menjaga kesehatan mental seseorang sangatlah penting karena penurunan kesehatan mental dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit mental.
Mempelajari perbedaan keduanya adalah salah satu langkah pertama yang dapat dilakukan seseorang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kesehatan mental serta penyakit mental dan membuatnya tidak terlalu tabu.
Artikel berikut ditulis oleh Pelatih Kesehatan Mental Naluri. Naluri mendukung kamu untuk memiliki kebiasaan hidup sehat, mencapai tujuan kesehatan yang bermakna, dan menjadi lebih sehat dan bahagia melalui pelatihan yang personal, program terstruktur, pembelajaran mandiri, dan alat-alat kesehatan. Download aplikasi Naluri hari ini atau kirim email ke hello@naluri.life untuk informasi lebih lanjut dalam memanfaatkan pelatihan kesehatan digital dan terapi untuk menjadi versi dirimu yang lebih sehat dan bahagia.